Prosesi pernikahan adat Jawa menjadi salah satu prosesi pernikahan yang banyak digunakan di Indonesia. Sesudah ini terjadi sebab kelompok sosial suku Jawa termasuk salah satu suku terbesar di Indonesia. Kecuali itu prosesi pernikahan adat Jawa tak cuma digunakan oleh keturunan Jawa. banyak orang dari suku lain yang menerapkan adat Jawa dalam prosesi pernikahannya.
Prosesi pernikahan adat Jawa banyak disukai sebab poin-poin luhur yang terkandung pada tiap elemennya. Ada Jawa secara keseluruhan, memang banyak melibatkan simbol-simbol yang mengandung poin-poin tertentu, contohnya seperti motif kain batik yang mempunyai makna yang berbeda dan undang-undang pengaplikasiannya yang detil.
Semua rangkaian dalam prosesi pernikahan adat Jawa mempunyai makna luhur perihal keberlangsungan kehidupan rumah tangga yang akan dilalui oleh pasangan pengantin kelak. Berikut review perihal prosesi pernikahan adat Jawa beserta maknanya yang diinfokan dari beragam sumber, Rabu (14/12/2022).
Prosesi Pernikahan Kecuali Jawa
1. Pemasangan Tratag dan Tarub
Prosesi pernikahan adat Jawa diawali setidaknya sehari sebelum upacara pernikahan dilangsungkan. Prosesi pertama ialah pemasangan tratag dan tarub oleh ayah mempelai perempuan. Tratag dan tarub menjadi penanda bahwa keluarga yang bersangkutan akan mengadakan hajat.
Tratag ialah dekorasi kemah yang diaplikasikan untuk berteduh tetamu undangan yang akan hadir pada upacara pernikahan. Sedangka, tarub ialah hiasan anyaman janur yang dipasang di depan rumah mempelai perempuan. Pemasangan tarub yang terbuat dari janur kuning mempunyai makna minta sinar gemilang terhadap Sang Pencipta supaya kedua mempelai dikasih kemudahan, serta rezekinya yang senantiasa mengalir, dan dilimpahi kemakmuran.
2. Pemasangan Tuwuhan
Prosesi pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan peletakan tuwuhan. Tuwuhan mempunyai makna agar pasangan yang akan menikah lantas dikaruniai si kecil atau momongan, serta sanggup lewat jalan curam dan rintangan dengan hidup bersama-sama.
Tuwuhan yang berarti tumbuh-tumbuhan ini diletakkan di daerah prosesi siraman akan dilangsungkan. Tuwuhan umumnya juga ditambahkan buah-buahan seperti setandan pisang pada masing-masing sisi sebagai keinginan supaya sang pengantin kelak kencang mendapat buah hati.
3. Sungkeman
Ritual sungkeman sebetulnya tak cuma dikerjakan dikala prosesi pernikahan adat Jawa saja. Pada pernikahan adat lain juga terdapat prosesi sungkeman. Pun prosesi ini tak cuma dikerjakan dikala akan menikah saja. Sungkeman menjadi format penghormatan si kecil terhadap orang tua yang sudah merawatnya dengan penuh beri sayang.
Dalam pernikahan adat Jawa, sungkeman juga menjadi format permintaan maaf atas seluruh kekeliruan yang sudah diperbuat dari lahir sampai akan menikah. Sungkeman juga yaitu ritual minta izin untuk menjalani kehidupan yang baru bersama pasangan. Pada pernikahan modern seperti kini, prosesi sungkeman umumnya dikerjakan dikala acara pengajian yang umumnya dikerjakan sehari sebelum upacara nikah.
4. Siraman
Sesudah siraman prosesi pernikahan adat jawa berikutnya ialah Siraman. Siraman menjadi simbol ialah penyucian diri calon pengantin. Kata siraman dalam Bahasa Jawa mempunyai arti menyiram dengan air. Air yang diaplikasikan pada prosesi ini secara tradisional seharusnya berasal dari tujuh mata air yang berbeda.
Pada ritual ini, akan ada tujuh orang yang menyiramkan air ke sang pengantin, yang terdiri dari orang tua dan kerabat yang lebih tua, secara khusus yang telah menikah. Penyiraman air ini menjadi format pemberian doa dari para kerabat supaya pernikahan yang dijalani bisa berjalan bagus. Ayah mempelai bertugas mengakhiri siraman hal yang demikian, kecuali itu sang ayah juga akan menggendong calon pengantin menuju kamar pengantinnya.
5. Ngerik
Tak cuma member keluarga yang melaksanakan ritual sebelum upacara pernikahan, perias juga turut terlibat. Keterlibatan perias pengantin ini ada pada prosesi ngerik. Prosesi yang dikerjakan pada malam hari ini ialah mengerik rambut halus yang ada pada dahi mempelai perempuan.
Makna dari prosesi ini ialah untuk buang seluruh keburukan, kesialan, atau hal-hal yang dirasa tak bagus. Prosesi ini juga berkhasiat untuk menyusun rambut pengantin perempuan supaya gampang dipasangi paes dikala upacara pernikahan nanti. Ibu dari mempelai perempuan juga akan meniru prosesi ngerik. Umumnya, perias yang akan menolong pengerjaan ngerik diharuskan untuk berpuasa terpenting dulu.
Prosesi Pernikahan Kecuali Jawa
6. Dodol Dawet
Dikala mempelai perempuan sedang menjalani prosesi ngerik, orang tua mempelai perempuan bisa melaksanakan prosesi dodol dawet. Dodol dawet bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi memasarkan dawet atau cendol.
Kedua orang tua menyelenggarakan acara memasarkan dawet sebagai hidangan terhadap para tetamu undangan yang sudah hadir menyaksikan prosesi yang sudah berjalan. Tapi, penjualan dawet ini tak dibayar dengan uang, namun dengan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat sebagai pedoman bahwa pokok kehidupan berasal dari bumi.
Ada prosesi ini, ibu mempelai perempuan akan melayani para pembeli, meski sang ayah akan memayungi sang ibu. Sesudah ini menjadi model terhadap si kecil-buah hatinya di kemudian hari bahwa mereka seharusnya saling bergotong royong dalam membina rumah tangga.
7. Midodareni
Sesudah prosesi ngerik dan dodol dawet selesai prosesi pernikahan adat Jaya dilanjutkan dengan prosesi malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari yang artinya bidadari. Prosesi midodareni bertujuan untuk mempercantik mempelai perempuan supaya kelihatan seperti bidadari dikala hari pernikahannya nanti.
Dalam prosesi ini mempelai perempuan akan berdiam diri di kamar bersama kerabat perempuan lainnya. Prosesi ini umumnya diawali dari pukul 18.00 sampai 24.00, selama prosesi calon pengantin perempuan akan melaksanakan perawatan diri seperti luluran, mengaplikasikan masker, dan lain sebagainya.
Sesudah prosesi midodareni selesai, pengentin perempuan keluar dengan riasan simpel kemudian sang ayah dari mempelai perempuan akan mengadakan tantingan. Sang ayah akan bertanya, apakah mempelai perempuan telah siap menikah dengan pujaan hati? Apakah telah mantap dan yakin?
Dalam prosesi midodareni calon pengantin laki-laki juga datang ke rumah calon pengantin perempuan, tapi keduanya tak dibolehkan bersua. Umumnya juga akan diadakan srah-srahan midodareni dari mempelai laki-laki terhadap mempelai perempuan. Seserahan yang dikasih dapat berupa alat shalat, baju, alas kaki, perhiasan, make up, dan beragam kudapan manis atau makanan tradisional. Masing-masing dari seserahan hal yang demikian memiliki maknanya sendiri untuk pernikahan yang bagus.
8. Penyerahan Sanggan
Prosesi yang akan dilewati berikutnya ialah penyerahan sanggan dan melibatkan orang tua pengantin laki-laki terhadap orang tua pengantin perempuan. Prosesi ini dikerjakan sebagai bentuk penebusan putri mereka. Sanggan ini umumnya diisi dengan satu tangkap atau dua sisir pisang raja yang telah matang di pohon. Sanggan juga dilengkapi sirih ayu, kembang telon yang terdiri atas tiga bunga, yakni mawar, melati, dan kenanga yang umumnya diikat dengan benang lawe.
Sesudah mengatasi upacara midodareni dan seserahan pada malam yang sama, keesokan harinya atau via sebagian modifikasi akan dilangsungkan akad nikah.
9. Prosesi Nikah
Prosesi nikah dikerjakan cocok dengan agama masing-masing. Akad nikah berdasarkan masyarakat muslim akan segera dikerjakan ijab kabul yang dibantu oleh penghulu, lalu diregistrasikan ke KUA terpenting dulu, sementara untuk agama lain seperti Katolik dan Kristen akan menjalankan sakramen perkahwinan.
10. Upacara Panggih
Sesudah via prosesi nikah menurut keyakinan masing-masing, prosesi pernikahan adat jawa dilanjutkan dengan upacara panggih yang menjadi puncaknya. Mempelai perempuan dan laki-laki akan dipertemukan sesudah legal menikah dan menjadi sepasang suami-istri.
Upacara Panggih akan dibuka dengan tarian sinting-edanan. Dilanjutkan dengan balangan gantal. Balangan gantal ialah prosesi kedua mempelai saling melempar daun sirih yang berisikan bunga pinang, gambir, kapur sirih, dan tembakau hitam yang diikat dengan benang lawe.
Balangan dikerjakan dengan mempelai laki-laki dan mempelai perempuan yang berhadap-hadapan dengan jarak dua meter. Mempelai laki-laki akan melempar tiga gantal ke arah dahi, dada, dan lutut mempelai perempuan. Mempelai perempuan juga akan melemparkan dua gantal, ke arah dada dan lutut dari mempelai laki-laki.
Prosesi Pernikahan Kecuali Jawa
11. Ngidak Endhog dan Sinduran
Seperti namanya dalam bahasa Indonesia Ngidak Endhog artinya memang injak telor. Makna dari upacara ini sendiri ialah kedua pasangan yang menginginkan keturunan dari sebuah beri atau rasa cinta yang ikhlas dan diteguhkan dengan janji.
Kecuali itu, ngidak endhog yaitu lambang dari keloyalan sang istri terhadap suaminya. Upacara ini juga dapat disebut sebagai ngidak wiji dadi. Putih menandakan laki-laki dan merah yang menandakan perempuan.
Kaki mempelai laki-laki akan diletakkan di atas nampan untuk menginjak telor mentah yang sudah disiapkan hingga komponen putih dan merah dari telor hancur menjadi satu. Setelahnya, mempelai perempuan akan membasuh kaki mempelai laki-laki sebagai lambang kebaktian sang istri terhadap suami.
Metode menjalankan upacara hal yang demikian, sekarang mempelai perempuan ataupun laki-laki beralih menuju upacara sinduran. Kedua mempelai akan direntangkan dengan sebuah kain sindur oleh ibu kedua mempelai, lalu diberi tuntunan oleh sang ayah ke arah pelaminan. Pengerjaannya hal yang demikian juga disebut sebagai menggendong si kecil. Muatan disebut singep sindur.
Prosesi ini menjadi bentuk pengharapan Kedua orang tua pengantin yang baru saja dinikahkan siap menghadapi terpaan badai dan seluruh kesukaran dalam perjalanan hidup (panjurung doa pangestu). Kain sindur yang berwarna putih dan merah sendiri melambangkan asal-masukan manusia.
12. Lazimnya Timbang
Upacara ini mewajibkan kedua mempelai duduk di pangkuan sang ayah mempelai perempuan. Ibu dari mempelai perempuan akan bertanya terhadap sang ayah, abot endi pak ne? Atau, dalam bahasa Indonesia artinya siapa yang lebih berat dari kedua mempelai?
Umumnya sang ayah akan menganggukkan kepala dan menjawab bahwa berat mereka sama atau pada wae. Jawabannya mungkin membikin heran atau klise sebab tak mungkin beratnya sama.Budaya, jawaban hal yang demikian ialah sebuah makna bahwa tak ada perbedaan untuk beri sayang yang dicurahkan dari orang tua terhadap kedua mempelai.
13. Minum Rujak Degan
Dimulai harfiah, rujak degan ialah minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda. Kecuali minum air kelapa ini dikerjakan secara bergilir dalam satu gelas untuk satu keluarga. Lazimnya dari sang bapak untuk diteruskan terhadap sang ibu sehingga dikasih terhadap kedua pasang pengantin. Air kelapa ini dilambangkan sebagai air suci yang bisa membersihkan rohani segala member keluarga. Kecuali itu, ritual ini mempunyai makna bahwa sesuatu yang manis atau menyenangkan seharusnya dicicipi bersama-sama.
Prosesi Pernikahan Kecuali Jawa
14. Kacar-Kucur
Pada upacara ini, mempelai laki-laki akan mengucurkan uang receh dan biji-bijian terhadap mempelai perempuan sebagai lambang bahwa sebagai kepala keluarga, mempelai laki-laki akan bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan sang istri dan keluarganya kelak. Sang suami juga akan mempercayakan nafkah yang dikasih terhadap sang istri untuk mengelolanya.
15. Dulangan
Masih yaitu komponen dari upacara panggih, dulangan ialah prosesi di mana kedua mempelai akan saling menyuapi nasi sebanyak tiga kali. Umumnya, dulangan akan dilakukan pada dikala resepsi dan melambangkan cumbana atau saling bercinta rayu. Harapannya ialah agar kedua pasangan akan saling bantu-membantu, pengertian, dan rukun dalam rumah tangga.
16. Bubak Kawah
Kecuali upacara-upacara yang telah diceritakan, ada pula upacara optional seperti bubak kawah untuk mantu pertama. Jadi, upacara ini dikerjakan oleh orang tua dikala menikahkan buah hatinya untuk pertama kali berupa alat-alat dapur yang dipasang pada pikulan, lalu orang yang membawanya akan berkeliling dalam zona tetamu.
Alat dapur hal yang demikian akan menjadi rebutan sebab kalau tetamu bisa memperolehnya, diandalkan jodohnya akan enteng atau gampang. Kecuali itu, ada pula upacara tumplak punjen di mana orang tua menikahkan si kecil terakhir, untuk mantu terakhir. Upacara ini mempunyai makna bahwa orang tua melepaskan dharma pada buah hatinya.
17. Sungkeman
Prosesi pernikahan adat Jawa yang terakhir ialah sungkeman yang kedua. Inilah yang akan mengakhiri prosesi adat pernikahan jawa. Kedua mempelai akan berlutut di hadapan kedua orang tua dari kedua belah pihak sebagai format penghormatan atas jasa dan perjuangan mereka untuk membesarkan kedua buah hatinya.
Apa malah prosesi dan adat istiadat yang dilangsungkan, pernikahan yang bagus seharusnya disertai dengan ridho dari orang tua. ala orang jawa dari buku karya Asti Musman dan cerita untuk senantiasa dipandu sampai ke tanah Jawa akan membikin Anda kian merasa penasaran perihal adat istiadat pernikahan dan masyarakat Jawa.
Dalam dunia perjudian online, salah satu faktor yang paling dicari oleh pemain slot adalah RTP (Return to Player) atau persentase, semakin tinggi RTP, semakin besar peluang pemain untuk meraih kemenangan dalam jangka panjang. Rajazeus menjadi salah satu situs yang dikenal menyediakan RTP slot yang akurat dan tertinggi Klik Link rajazeus untuk dapat melihar bocoran rtp live.
Baca Juga : Sejarah Berdirinya Kerajaan Aceh dan Daftar Raja yang Memimpinnya