April 30, 2025

Kampungsindangbarang – Wisata Kampung Budaya di Indonesia

Mengenal Keunikan Budaya yang Ada di Indonesia dan Sekitarnya

Budaya Desa Citeko Plered Purwakarta Kearifan Lokal

Indonesia memiliki ribuan desa yang masing-masing kaya dengan keunikan budaya lokal. Salah satu desa yang menarik untuk disorot adalah Desa Citeko di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Terletak di wilayah yang masih kental dengan suasana pedesaan Sunda, Desa Citeko mempertahankan tradisi budaya yang hidup berdampingan dengan modernisasi zaman.

Kearifan Lokal dan Tradisi

1. Kesenian Tradisional Sunda

Masyarakat Desa Citeko masih menjaga kesenian Sunda sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Beberapa bentuk kesenian yang masih sering ditampilkan antara lain:

  • Calung: Alat musik tradisional berbahan bambu yang dimainkan dalam berbagai acara hajatan dan perayaan desa.

  • Jaipongan: Tarian rakyat khas Jawa Barat yang sering ditampilkan pada acara khitanan, pernikahan, dan pesta rakyat.

  • Kacapi Suling: Musik tradisional Sunda yang biasa dimainkan dalam suasana lebih santai atau saat acara adat tertentu.

Kesenian ini bukan hanya hiburan, tetapi juga media penyampaian nilai-nilai moral dan ajaran leluhur.

2. Upacara Adat

Desa Citeko juga masih melestarikan berbagai upacara adat, salah satunya adalah:

  • Mapag Sri: Ritual menyambut masa panen padi sebagai bentuk syukur kepada Tuhan atas rezeki hasil bumi. Acara ini biasanya melibatkan arak-arakan, doa bersama, dan pagelaran seni tradisional.

  • Sedekah Bumi: Tradisi tahunan untuk mendoakan keselamatan dan kemakmuran warga desa serta menjaga hubungan harmonis dengan alam.

Upacara adat ini memperlihatkan betapa masyarakat Citeko sangat menghargai hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas.

3. Gotong Royong

Nilai gotong royong masih sangat kuat di Desa Citeko. Mulai dari memperbaiki jalan desa, membersihkan lingkungan, hingga membantu sesama dalam membangun rumah atau mengadakan acara besar, warga desa selalu bergandengan tangan. Gotong royong menjadi fondasi sosial yang mempererat solidaritas antarwarga.


Gaya Hidup dan Mata Pencaharian

Sebagian besar warga Citeko berprofesi sebagai petani dan pengrajin. Padi dan palawija menjadi hasil utama pertanian, sedangkan kerajinan tangan, khususnya berbahan dasar bambu dan kayu, juga cukup berkembang.

Pertanian tradisional tetap dipertahankan, dengan sebagian warga mulai mengadopsi metode pertanian organik untuk menjaga kesuburan tanah. Selain itu, desa ini juga terkenal dengan produksi keramik Plered — sebuah seni kerajinan tanah liat yang sudah dikenal secara nasional.


Kehidupan Religius

Mayoritas penduduk Desa Citeko beragama Islam. Kehidupan link login rajazeus keagamaan sangat hidup di desa ini, terlihat dari kegiatan rutin seperti:

  • Pengajian rutin di masjid atau rumah-rumah warga.

  • Peringatan Maulid Nabi dengan prosesi zikir dan pembacaan barzanji.

  • Tradisi tahlilan saat ada keluarga yang meninggal, yang juga memperkuat ikatan sosial warga.

Selain sebagai bentuk ibadah, kegiatan keagamaan ini juga menjadi bagian dari budaya Citeko.


Perubahan dan Adaptasi Budaya

Meskipun modernisasi perlahan masuk ke desa, masyarakat Citeko cukup bijak dalam menyikapinya. Teknologi komunikasi mulai digunakan, generasi muda pun lebih melek dunia luar, namun banyak nilai budaya lama tetap dijaga.

Beberapa bentuk adaptasi budaya yang terlihat antara lain:

  • Kesenian tradisional dikolaborasikan dengan teknologi audio modern saat acara.

  • Upacara adat tetap dilaksanakan tetapi dengan pendekatan yang lebih praktis dan modern.

  • Produk kerajinan tradisional dijual lewat platform online, membuka pasar yang lebih luas.


Tantangan dalam Pelestarian Budaya

Seiring berjalannya waktu, tantangan besar menghadang pelestarian budaya Desa Citeko, di antaranya:

  • Minat generasi muda yang mulai berkurang terhadap seni tradisional.

  • Globalisasi budaya populer yang membuat budaya lokal tergeser.

  • Kurangnya dokumentasi formal terhadap berbagai tradisi lokal, membuatnya rentan terlupakan.

Namun demikian, dengan upaya komunitas, lembaga adat, dan pemerintah desa, berbagai program revitalisasi budaya sedang terus diupayakan, seperti pelatihan seni tradisional untuk anak muda dan festival budaya tahunan.

BACA JUGA: Budaya Ramah Tamah di Berbagai Negara, Mana yang Paling Hangat?

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.