
Budaya Menjijikkan di Dunia: Perspektif yang Berbeda tentang Praktik Kultural
Setiap budaya di dunia memiliki tradisi dan kebiasaan yang unik, yang dipertahankan selama berabad-abad dan menjadi bagian integral dari identitas masyarakat tertentu. Namun, beberapa praktik budaya bisa tampak sangat aneh atau bahkan menjijikkan bagi orang luar yang tidak terbiasa dengan tradisi tersebut. Apa yang dianggap menjijikkan atau tidak biasa dalam satu budaya, bisa jadi dianggap normal atau sakral dalam budaya lainnya.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa budaya yang, meskipun bagi sebagian orang terasa menjijikkan, tetap memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan tradisi komunitas mereka.
1. Makan Serangga (Entomophagi)
Di beberapa negara, makan serangga adalah bagian dari pola makan sehari-hari yang biasa dan bahkan dianggap sebagai sumber protein yang bergizi. Namun, bagi sebagian besar orang Barat, ide memakan serangga seperti jangkrik, ulat, atau belalang sangat tidak biasa dan sering kali dianggap menjijikkan.
-
Di Thailand dan Laos, serangga goreng, seperti jangkrik atau ulat sutra, dianggap makanan lezat dan bisa ditemukan di pasar jalanan.
-
Di Meksiko, tzic de chapulines (belalang goreng dengan rempah-rempah) adalah makanan khas yang disajikan dengan salsa dan limau.
Meskipun tampak menjijikkan bagi banyak orang, makan serangga sebenarnya kaya akan protein, lemak sehat, dan vitamin, dan dianggap sebagai solusi ramah lingkungan untuk kebutuhan pangan di masa depan.
2. Kanibalismo: Praktik Memakan Daging Manusia
Salah satu praktik yang paling kontroversial dan menjijikkan adalah kanibalisme, yang meskipun jarang terjadi di dunia modern, pernah menjadi bagian dari beberapa budaya kuno. Dalam banyak kasus, kanibalisme dilakukan dalam rangka ritual atau kepercayaan spiritual, bukan karena kelaparan.
-
Suku Fore di Papua Nugini pada abad ke-20 terkenal dengan praktik kanibalisme ritual mereka. Mereka mengkonsumsi daging manusia sebagai bagian dari ritual pemakaman, yang dipercaya bisa menghubungkan mereka dengan roh orang yang telah meninggal.
-
Kanibalisme dalam Perang Dunia II: Beberapa kelompok dalam situasi ekstrem, seperti di perang atau kecelakaan pesawat, terpaksa melakukan kanibalisme untuk bertahan hidup.
Meskipun budaya ini sangat jarang dan dianggap sebagai tindakan barbar di banyak tempat, dalam konteks sejarah dan antropologi, kanibalisme pernah memainkan peran dalam kepercayaan dan struktur sosial suku tertentu.
3. Mandi Lumpur dan Kotoran Manusia
Beberapa budaya memiliki praktik yang berkaitan dengan mandi atau berinteraksi dengan kotoran manusia atau hewan. Meskipun hal ini dapat terdengar sangat budaya menjijikkan bagi sebagian orang, banyak yang menganggapnya memiliki manfaat kesehatan atau spiritual.
-
Mandi Lumpur di Jepang dan Turki: Beberapa spa di Jepang dan Turki menawarkan mandi lumpur sebagai bagian dari pengobatan tradisional, yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan meningkatkan sirkulasi darah.
-
Praktik “Coprolalia” di Afrika: Beberapa suku raja zeus terbaru di Afrika dan Asia menganggap kotoran manusia sebagai bahan baku untuk ramuan obat yang memiliki kekuatan penyembuhan. Mereka percaya bahwa kotoran manusia dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit atau sebagai bagian dari ritual penyucian.
Meskipun bagi banyak orang kebiasaan semacam ini sangat tidak higienis dan menjijikkan, bagi mereka yang mempraktikkannya, ini adalah bagian dari kebudayaan yang penuh makna spiritual dan medis.
4. Praktik Pemakaman dengan Penguburan Setengah Tubuh
Di beberapa budaya, pemakaman dilakukan dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita kenal. Penguburan setengah tubuh, atau bahkan pameran jenazah, adalah praktik yang dihindari oleh sebagian besar orang karena bisa dianggap sangat menjijikkan.
-
Suku Toraja di Indonesia memiliki tradisi pemakaman yang sangat unik. Mereka dikenal dengan ritual pemakaman yang melibatkan penguburan tubuh dalam posisi setengah duduk atau bahkan pameran tubuh yang diawetkan. Masyarakat Toraja percaya bahwa proses ini membantu roh orang yang meninggal agar dapat dengan aman melakukan perjalanan ke dunia setelah mati.
-
Mumi di Mesir: Praktik pengawetan tubuh melalui mumifikasi sudah berlangsung selama ribuan tahun di Mesir kuno. Meskipun sekarang mumi lebih sering dianggap sebagai warisan budaya yang menakjubkan, bagi sebagian orang, proses pengawetan tubuh manusia bisa terlihat menjijikkan.
5. Praktik Pemakaian Pakaian dari Kulit Manusia atau Hewan
Beberapa kebudayaan kuno menggunakan kulit manusia atau hewan sebagai bahan pakaian, yang mungkin dianggap menjijikkan oleh banyak orang modern. Ini sering kali berkaitan dengan kepercayaan spiritual atau kekuatan mistis.
-
Kulit Manusia: Pada masa lalu, ada beberapa suku yang menggunakan kulit manusia sebagai bahan untuk pakaian atau perlengkapan ritual. Salah satu contoh adalah suku Aztec yang kadang-kadang memakai kulit korban perang sebagai bagian dari ritual keagamaan.
-
Kulit Hewan: Beberapa suku di daerah tertentu, seperti suku Inuit atau beberapa kelompok di Afrika, menggunakan kulit hewan sebagai pakaian atau pelindung. Meskipun bagi beberapa orang ini bisa dianggap mengerikan, bagi masyarakat setempat, ini adalah bagian dari cara bertahan hidup yang sangat berharga.
6. Perawatan Rambut dan Tubuh dengan Kotoran atau Cairan Tubuh
Di berbagai belahan dunia, ada kebiasaan untuk merawat tubuh dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak biasa, seperti kotoran atau cairan tubuh.
-
Ritual Perawatan Rambut di India: Beberapa komunitas di India menggunakan kotoran sapi sebagai bahan perawatan kulit dan rambut. Sapi dianggap sebagai hewan suci dalam agama Hindu, dan kotorannya digunakan dalam bentuk masker untuk wajah atau rambut, dipercaya memiliki manfaat pembersihan dan penyembuhan.
-
Cairan Tubuh dalam Perawatan Kecantikan: Di beberapa negara, terdapat ritual kecantikan yang melibatkan penggunaan cairan tubuh, seperti air seni atau keringat, yang dipercaya dapat memperbaiki kulit dan memperlambat penuaan.
BACA JUGA: Budaya Desa Citeko Plered Purwakarta Kearifan Lokal